Senin, 20 Mei 2013
Kamis, 16 Mei 2013
MEWUJUDKAN SMA NEGERI 2 METRO SEBAGAI SEKOLAH ADIWIYATA.
MEWUJUDKAN SMA NEGERI 2 METRO SEBAGAI SEKOLAH ADIWIYATA.
Metro: Ditunjukknya SMA Negeri 2 Metro dalam partisipasi sekolah adiwiyata 2012 merupakan indikator bahwa sekolah sudah mengimplementasikan program kepedulian dan pelestarian lingkungan. Program yang digulirkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini bertujuan mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini mengajak seluruh warga sekolah agar dapat berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup disekolah dan lingkungannya. Kegiatan utamanya adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi warga SMAN 2 Metro.
Program dan kegiatan Sekolah adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dasar kehidupan yang meliputi antara lain: kebersamaan, keterbukaan,kesetaraan,kejujuran, keadilan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya alam. Komponen dan standar Adiwiyata yang terus dikembangkan SMAN 2 Metro meliputi :
- Pemenuhan dan Penguatan Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
Pada kebijakan ini sekolah terus mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Selanjutnya Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) juga dikembangkan agar memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Visi SMA Negeri 2 Metro yang berisi: “Mewujudkan sekolah prestasi, berpegang teguh budi pekerti, berwawasan informasi teknologi dan berbasis lingkungan” merupakan modal utama dalam menggerakkan kebersamaan warga sekolah untuk menciptakan sekolah adiwiyata yang berdaya saing dan peduli kelestarian lingkungan.
- Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan dalam Proses Pembelajaran.
Peran tenaga pendidik sangat penting dalam mendesiminasikan program PPLH sehingga pendidik juga harus meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup. Peserta didik juga dipacu melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar tertanam rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap lingkungan sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga untuk kelangsungan hidup umat.
- Peningkatan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
Warga sekolah secara konsisten dan berkomitmen tinggi melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana dan menghasilkan produk yang terukur bagi warga sekolah. Selanjutnya sekolah juga harus memperbanyak jalinan kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan menjalin kemitraan dalam mengelola pendidikan dan kegiatan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
- Pemenuhan dan pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan:
Pemenuhan Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan seperti komposter, green hause, energi alternatif, kantin sehat dan lain-lain yang didukung kualitas pengelolaanya akan sangat mendukung tercapainya program Adiwiyata.
Agenda Program Adiwiyata SMAN 2 Metro yang segera dilakukan adalah:
1) Sosialisasi program kepada warga sekolah
2) Pembentukan Tim Adiwiyata Sekolah
3) Analisis Kebutuhan
4) Penyusunan Program Kerja
5) Penguatan dukungan internal dan eksternal
6) Implementasi program
7) Monitoring dan evaluasi
8) Rencana tindak lanjut ((RTL) hasil monitoring
Tentunnya untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya kerjasama semua pihak. Untuk itu diperlukan kesadaran dan dukungan penuh semua warga SMAN 2 Metro untuk bekerja bahu membahu mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan yang pada akhirnya tercipta lingkungan sekolah yang bersih, sehat, indah dan nyaman. Dengan demikian suasana belajar akan menjadi lebih baik dan mampu menciptakan out put yang berprestasi dan mampu berkompetisi ditingkat regional, nasional maupun internasional. (htt)
Selasa, 14 Mei 2013
Adiwiyata SMA Negeri 2 Metro
Adiwiyata SMA Negeri 2 Metro
DIPOSKAN OLEH NADIYA. SENJA ON MINGGU, 12 MEI 2013
sejarah tentang adiwiyata
Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta “ADI” dan “WIYATA”. ADI mempunyai makna besar, agung, baik, ideal, atau sempurna. WIYATA mempunyia makna tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung, maka secara keseluruhan ADIWIYATA mempunyai makana :Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidp kita dan menuju kepada cita-ciat pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata merupakan salah satu dari Program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelstarian Lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
Program Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar dapat menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan karyawan sekolah) yang diwujudkan dalam :
a. Pengembangan Kebijakan Sekolah peduli dan berbudaya Lingkungan
b. Pengembangan Kurikulum berbasis Lingkungan
c. Pengembangan Kegiatan Lingkungan berbasis partisipatif
d. Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah berbudaya Lingkungan. Misalnya : Hemat Energi/penggunaan energi alternative, penghematan air, pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (reduse, reuse, recyle)
Cara Yang Dilakukan Untuk Mewujudkan Adiwiyata
Untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata SMAN 2 Metro telah melakukan banyak usaha,antara lain menggalakkan siswa/i SMAN 2 Metro beserta guru dan staf melakukan penanaman berbagai macam pohon. selain itu disetiap kelas diberikan masing masing 2 kotak sampah untuk membedakan antara sampah organik dan anorganik
KEUNGGULAN BIOREMEDIASI
KEUNGGULAN
BIOREMEDIASI
1. Proses alami.
2. Mengubah molekul senyawa pencemar organik, bukan hanya
memindahkan.
3.Biaya paling murah dibandingkan cara yang lain.
4. Hasil akhir degradasi adalah gas karbon dioksida, air, dan senyawa-senyawa
sederhana yang ramah lingkungan.
kekurangan dari bioremediasi
kekurangan
dari bioremediasi
-Tidak seluruh polutan mampu
didegradasikan oleh mikroba
-Akumulasi senyawa toksik
yang merupakan metabolit sekunder selama proses
bioremidiasi tidak dapat dihindari.
-Proses perombakan akan mengalami
kesulitan apabila polutan logam berat bercampur
dengan polutan organik.
KEUNTUNGAN BIOREMEDIASI
KEUNTUNGAN
BIOREMEDIASI
1.
Bioremidiasi sangat aman digunakan karena menggunakan
mikroba yang secara alamiah sesudahdilingkungan (tanah)
2.
Bioremediasi tidak menggunakan atau menambahkan
bahan kimia berbahaya
3.
Tidak melakukan proses pengangkatan polutan
4.
Teknik pengolahannya mudah diterapkan dan murah
biaya
Teknik-teknik yang berperan dalam bioremediasi
Teknik-teknik
yang berperan dalam bioremediasi
1. Teknik bioremediasi di lingkungan terestrial
a. Composting
Pada teknik ini, bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah terombak, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan. Bahan organik yang dicampurkan dapat berupa limbah pertanian, sampah organik, atau limbah gergajian.
a. Composting
Pada teknik ini, bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah terombak, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan. Bahan organik yang dicampurkan dapat berupa limbah pertanian, sampah organik, atau limbah gergajian.
b.
Biopile
Teknik biopile merupakan pengembangan dari teknik pengomposan. Biopile merupakan salah satu teknik bioremediasi ex-situ yang dilakukan di permukaan tanah. Teknik ini juga disebut sebagai aerated compost pile. Proses biodegradasi dipercepat dengan optimasi pasokan oksigen, pemberian nutrien dan mikroba serta pengaturan kelembaban. Biopile merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarning. Pada teknik landfarming, aerasi diberikan dengan cara membolak-baliktanah dengan cara dibajak, sedangkan pada biopile aerasi diberikan menggunakan peralatan
Teknik biopile merupakan pengembangan dari teknik pengomposan. Biopile merupakan salah satu teknik bioremediasi ex-situ yang dilakukan di permukaan tanah. Teknik ini juga disebut sebagai aerated compost pile. Proses biodegradasi dipercepat dengan optimasi pasokan oksigen, pemberian nutrien dan mikroba serta pengaturan kelembaban. Biopile merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarning. Pada teknik landfarming, aerasi diberikan dengan cara membolak-baliktanah dengan cara dibajak, sedangkan pada biopile aerasi diberikan menggunakan peralatan
c. Landfarming
Landfarming sering juga disebut dengan landtreatment atau landapplication. Cara ini merupakan salah satu teknik bioremediasi yang dilakukan di permukaan tanah. Prosesnya memerlukan kondisi aerob, dapat dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Landfarming merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan, dan banyak digunakan karena tekniknya sederhana. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu kondisi lingkungan, sarana, pelaksanaan, sasaran dan biaya.
Landfarming sering juga disebut dengan landtreatment atau landapplication. Cara ini merupakan salah satu teknik bioremediasi yang dilakukan di permukaan tanah. Prosesnya memerlukan kondisi aerob, dapat dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Landfarming merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan, dan banyak digunakan karena tekniknya sederhana. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu kondisi lingkungan, sarana, pelaksanaan, sasaran dan biaya.
Faktor faktor yang pempengeruhi proses Bioremediasi
Faktor faktor yang pempengeruhi proses
Bioremediasi
1.
Tanah
Proses
biodegradasi memerlukan tipe tanah yang dapat mendukung kelancaran aliran
nutrient, enzim-enzim mikrobial dan air. Terhentinya aliran tersebut akan
mengakibatkan terbentuknya kondisi anaerob sehingga proses biodegradasi aerobik
menjadi tidak efektif. Karakteristik tanah yang cocok untuk bioremediasi in
situ adalah mengandung butiran pasir ataupun kerikil kasar sehingga disp.ersi
oksigen dan nutrient dapat berlangsung dengan baik. Kelembaban tanah juga
penting untuk menjamin kelancaran sirkulasi nutrien dan
Substratd
dalam tanah .
2. Temperatur
Temperatur yang optimal untuk degradasi hidrokaron adalah 30-40oC. Ladislao, et. al. (2007) mengatakan bahwa temperatur yang digunakan pada suhu 38oC bukan pilihan yang valid karena tidak sesuai dengan kondisi di Inggris untuk mengontrol mikroorganisme patogen. Pada temperatur yang rendah, viskositas minyak akan meningkat mengakibatkan volatilitas alkana rantai pendek yang bersifat toksik menurun dan kelarutannya di air akan meningkat sehingga proses biodegradasi akan terhambat. Suhu sangat berpengaruh terhadap lokasi tempat dilaksanakannya bioremediasi.
Temperatur yang optimal untuk degradasi hidrokaron adalah 30-40oC. Ladislao, et. al. (2007) mengatakan bahwa temperatur yang digunakan pada suhu 38oC bukan pilihan yang valid karena tidak sesuai dengan kondisi di Inggris untuk mengontrol mikroorganisme patogen. Pada temperatur yang rendah, viskositas minyak akan meningkat mengakibatkan volatilitas alkana rantai pendek yang bersifat toksik menurun dan kelarutannya di air akan meningkat sehingga proses biodegradasi akan terhambat. Suhu sangat berpengaruh terhadap lokasi tempat dilaksanakannya bioremediasi.
3. Oksigen
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase, dengan demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan degradasi hidrokarbon minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a) kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah dan (c) kehadiran substrat lain yang juga bereaksi dengan oksigen. Terbatasnya oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi hidrokarbon minyak.
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase, dengan demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan degradasi hidrokarbon minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a) kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah dan (c) kehadiran substrat lain yang juga bereaksi dengan oksigen. Terbatasnya oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi hidrokarbon minyak.
4. Nutrien
Mikroorganisme memerlukan nutrisi sebagai sumber karbon, energy dan keseimbangan metabolism sel. Dalam penanganan limbah minyak bumi biasanya dilakukan penambahan nutrisi antara lain sumber nitrogen dan fosfor sehingga proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung lebih cepat dan pertumbuhannya meningkat.
Mikroorganisme memerlukan nutrisi sebagai sumber karbon, energy dan keseimbangan metabolism sel. Dalam penanganan limbah minyak bumi biasanya dilakukan penambahan nutrisi antara lain sumber nitrogen dan fosfor sehingga proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung lebih cepat dan pertumbuhannya meningkat.
5.
Interaksi antar polusi
Fenomena lain yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme untuk bioremediasi adalah interaksi antara beberapa galur mikroorganisme di lingkungannya. Salah satu bentuknya adalah kometabolisme. Kometabolisme merupakan proses transformasi senyawa secara tidak langsung sehingga tidak ada energi yang dihasilkan.
Fenomena lain yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme untuk bioremediasi adalah interaksi antara beberapa galur mikroorganisme di lingkungannya. Salah satu bentuknya adalah kometabolisme. Kometabolisme merupakan proses transformasi senyawa secara tidak langsung sehingga tidak ada energi yang dihasilkan.
JENIS-JENIS BIOREMEDIASI
JENIS-JENIS BIOREMEDIASI
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
·
Biostimulasi
Nutrien dan oksigen,
dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar
untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteriremediasi
yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
·
Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang
dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau
tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan
kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika
cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar
agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para
ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam
bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing
kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
·
Bioremediasi
Intrinsik
Bioremediasi jenis ini
terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.
Pengertian Bioremediasi
BIOREMEDIASI
Pengertian
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan . Saat bioremediasi
terjadi, enzim-enzim yang
diproduksi olehmikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi.
Bioremidiasi dibagi menjadi 2 yaitu:
·
In situ (on site): dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi.
·
Ex situ (off site): tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan
yang lebih terkontrol. Setelah
itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Kelemahan
bioremediasi ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keuntungan Bioremediasi ex-situ adalah bisa berlangsung lebih
cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis
kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
Langganan:
Postingan (Atom)